Feed additive, feed supplement dan growth promotor adalah komponen penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan hewan ternak selain hanya dengan pakan alaminya. Komponen ini dapat diberikan pada ternak dengan selektif dan harus mengindahkan etika kesehatan hewan demi kesehatan manusia, alam dan lingkungan secara luas.
FEED ADDITIVE
Feed additif adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas maupun kualitas produk. Zat additif yang diberikan pada ternak digolongkan dalam 2 jenis: 1. Additif sintetik (misalnya: antimikrobia, enzim, antioksidan, flavoring agent, dll); 2. Aditif alami (misalnya: tanaman obat dan mikroorganisme dalam kelompok bakteri maupun ragi).
Antimikrobia
Antimikrobia (antibiotika) sebagai pakan tambahan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah populasi bakteri dalam pakan, menjaga nutrisi dari perusakan pakan oleh bakteri, mengurangi infeksi subklinis pada usus. Oleh karena itu pemberian antibiotik dilakukan agar meningkatkan effisiensi pencernakan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pada ternak tertentu. Ada beberapa additif pakan golongan antibiotik misalnya: bambermycin, salinomycin, virginiamycin, zinc bacitracin, dll.
Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang komplek menjadi sederhana. Walaupun tubuh hewan secara alami memproduksi enzim namun penambahan enzim pada pakan kadang masih dibutuhkan, ada beberapa faktor sebagai alasan misalnya rendahnya efesiensi kecernaan bahan pakan, dan ketidak tersediaan enzim tertentu dalam tubuh ternak. Ada beberapa additif pakan golongan enzim misalnya: Xylanase dan ß-glucanase (enzym yang digunakan pada ternak monogastrik untuk meningkatkan daya cerna ternak); protease (untuk mengatasi rendahnya kemampuan ternak muda mencerna protein pada kacang kedele); phytase (berperan memecah ikatan phytate pada bahan ransum nabati, seperti jagung sehingga ketersediaan fosfor bisa meningkat). Kerja enzim ini akan optimal apabila jenis enzim sesuai dengan substratnya, kondisi lingkungan dan kesesuaian dosisnya. Saat ini ada empat type enzim, yaitu enzim untuk memecah serat, protein, pati dan asam pitat.
Antioksidan
Antioksidan (anti oksidasi) adalah zat yang mampu menghambat atau mengurangi oksidasi. Pada additif pakan antioksidan adalah zat yang ditambahkan dalam ransum untuk mencegah terjadinya oksidasi lemak. Beberapa additif pakan golongan anti oksidan di antaranya adalah: vitamin (alfa tokoferol /vitamin E, beta karoten /vitamin A, asam askorbat /vitamin C), Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat, Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ).
FEED SUPPLEMENT
Feed suplement merupakan pelengkap pakan dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan /ternak dari penyakit, mencegah dan mengobati keadaan stress yang disebabkan oleh perubahan cuaca, transportasi maupun vaksinasi, mengatasi gangguan pertumbuhan, gangguan pencernaan dll. Feeed suplement diantaranya: Vitamin; Mineral, dll.
GROWTH PROMOTORS
Growth promotor adalah pemberian perlakuan tertentu pada hewan ternak dengan maksud memacu terhadap pertumbuhannya. Sebagai growth promotor diantaranya: 1.antimikrobia; 2. Hormon.
1. Antimikrobia Pemacu Pertumbuhan
Pemeliharaan hewan yang sehat memerlukan pencegahan infeksi oleh organisme patogen. Selain itu, senyawa antimikroba dapat meningkatkan efisiensi produksi hewan yang optimal. Senyawa antimikrobia growth promotor dapat diklasifikasikan sebagai: 1.a. antibiotik ionophore; 1.b. antibiotik nonionophore.
1.a. Anti biotic Ionophore
Ionophore (misalnya, monensin dan Lasalocid) memodifikasi gerakan monovalen divalen (kalsium) ion melintasi membran biologis (natrium dan kalium), dan memodifikasi mikroflora rumen, penurunan asetat dan produksi metana, meningkatkan propionat, dapat meningkatkan pemanfaatan nitrogen, dan dapat meningkatkan kecernaan bahan kering pada ternak ruminansia. Efek utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi pakan, tetapi juga dapat menambah tingkat pertumbuhan ruminansia pada diet tinggi serat. Pengunaan monensin meningkatkan hasil ternak 2-10% di liveweight gain (pada hewan pada diet tinggi serat-), peningkatan 3-7% dalam efisiensi konversi pakan, dan menurunankan sampai 6% dalam konsumsi pakan.
1.b. Antibiotik Nonionophore
Senyawa ini digunakan untuk memodifikasi populasi mikroba dalam pencernaan hewan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan untuk menjaga kesehatan dengan memerangi infeksi tingkat rendah, khususnya dalam sistem peternakan intensif. Antibiotik Phosphoglycolipid (misalnya, flavophospholipol) mengubah flora rumen dengan menghambat aksi beberapa mikroorganisme usus gram positif dan pembentukan peptoglycan, menghasilkan respon produksi yang sama dengan yang dihasilkan oleh ionofphore. Perkembangan resistensi mikroba terhadap antibiotik pada hewan yang diobati, yang kemudian dapat menyebar ke manusia, menjadi perhatian penting mengenai meluasnya penggunaan aditif pakan antimikroba dalam produksi pangan. Ada bukti bahwa penggunaan dosis subterapeutik antimikroba menciptakan tekanan selektif untuk munculnya resistensi antimikroba, yang dapat ditularkan kepada konsumen dari makanan atau melalui kontak dengan hewan yang dirawat atau kotoran hewan.
Beberapa golongan growth promotor antimikrobia antara lain: 1. Bambermycins (Phosphoglycolipid /nonionophore) menaikkan FCE, growth promotor pada ungas dan sapi; 2. Lasalocid sodium (Ionophore), menaikkan FCE pada sapi; 3. Monensin sodium (Ionophore) menaikkan FCE, menaikkan DLWGb pada sapi dan domba; 4. Salinomycin (Ionophore), menaikkan DLWG dan FCE; 5. Virginiamycin (Peptide) Growth promotor in unggas; 6. Zinc bacitracin (Peptide), Growth promotor pada unggas. (FCE= Feed conversion efficiency, DLWG = Daily live weight gain). Uni Eropa telah melarang bacitracin, carbodox, olaquin-dox, tylosin, virginiamycin, avilamycin, flavophospholipol, natrium lasalocid, monensin natrium, dan salinomycin pada tahun 2009.
2. Hormon Pemacu Pertumbuhan (Growth Hormon /GH)
Peptida yang paling umum digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi adalah hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH). Struktur kimianya spesifik dan memiliki waktu paruh pendek (20-30 menit). Dengan Hal ini maka tidak bisa diberikan per oral karena cepat dicerna dan dibersihkan oleh usus, hati, dan ginjal, oleh karena itu harus diberikan melalui rute parenteral. Formulasi pelepasan berkelanjutan (14-28 hari) telah dikembangkan untuk digunakan pada ternak dengan tujuan meniadakan penyuntikan harian.
Ketika diaplikasikan kepada ternak, GH menaikkan tingkat pertumbuhan (5-10%), efisiensi konversi pakan, dan menurunkan rasio lemak pada karkas. Jenis kelamin memiliki sedikit respon efek pada pada sapi. Respon untuk GH lebih rendah pada sapi tua dengan penumpukan lemak yang lebih besar. Ada hubungan antara besarnya respon dan tingkat gizi, kadar protein dan komposisi asam amino spesifik menjadi penting untuk mencapai respon maksimal.
Efek dari GH sebagian besar diperoleh dari implan steroid. GH meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada domba tetapi tidak pada unggas. Rekombinan GH pada babi memiliki efek dramatis, mengakibatkan peningkatan keuntungan harian (20%), penurunan konsumsi pakan (5%), dan penurunan pakan: rasio gain (20%). Pemberian GH 25 mg / hari untuk sapi menyusui meningkatkan hasil susu sapi perah hingga 20%. Penggunaan GH untuk meningkatkan produksi susu mendapat persetujuan dari pemerintah untuk usaha komersial di beberapa negara.
Hormon pemicu pertumbuhan (implan) telah digunakan dalam produksi daging sejak pertengahan tahun 1950-an. Kemudian ditemukan penggunaan yang menjadi lebih nyaman dan efektif sebagai pelet ditanamkan antara kulit dan tulang rawan di telinga. Cara kerja Implan adalah dengan mengeluarkan sejumlah kecil hormon buatan setiap hari selama 60 sampai 120 hari.
Implantasi Hormon
Ada tiga jenis implan pertumbuhan yang digunakan dalam produksi daging:
a. Hormon tunggal, terdiri dari hormon alami progesteron, estrogen dan testosteron yang dihasilkan oleh hewan. Mereka digunakan sebagai implan estrogen tunggal (Compudose ®) atau sebagai estrogen dalam kombinasi (Synovex ®, dan ® Komponen).
b. Hormon kombinasi, berisi testosteron sintetis, trenbolone asetat, yang dikombinasikan dengan estrogen (Revalor ® dan Synovex Plus ®).
c. Hormon produk estrogen, berisi produk biologis aktif (estrogenik), zeranol, yang merangsang hewan untuk memproduksi lebih banyak hormon alami sendiri (Ralgro ®).
HORMON IMPLAN KEMASAN PERUSAHAAN:
1. FINAPLIX ® H dan Component T-H mengandung 200 mg trenbolone asetat. Trenbolone asetat (TBA) tampaknya memiliki cara kerja yang berbeda dari estrogen dalam meningkatkan timbunan otot dan respon ini adalah saling meningkatkan bila digunakan dengan implan estrogenik.
2. SYNOVEX ®-C. Produk ini mengandung benzoat estradiol (72% estradiol) dan progesteron. Synovex-C sangat dianjurkan untuk digunakan pada anak sapi menyusui yang beratnya telah mencapai sekitar 400 lbs. Synovex dapat digunakan pada heifer maupun steer, termasuk pada sapi sapi heifer yang akan dipakai untuk pembibitan nanti.
3. SYNOVEX ®-H. Berisi benzoate estradiol (72% estradiol) dan testosteron propionat. Synovex dianjurkan untuk digunakan pada sapi seberat 400 lbs. atau lebih. Bila dikelola dengan benar, implan ini dapat membantu meningkatkan laju kenaikan berat badan dan meningkatkan efisiensi pakan.
4. SYNOVEX ®-S Produk ini mengandung benzoat estradiol (72% estradiol) dan progesteron. Mereka direkomendasikan untuk digunakan pada sapi jantan dengan berat 400 lbs. atau lebih. Bila dikelola dengan benar, implan ini dapat membantu meningkatkan laju kenaikan berat badan dan meningkatkan efisiensi pakan.
5. SYNOVEX ® - PLUS mengandung tingkat TBA yang lebih tinggi daripada Revalor - S. Hal ini membuat implan lebih kuat, tetapi dengan potensi ini menjadikan lebih sulit untuk mengelola implan ini.
6. SYNOVEX ® - CHOICEe direkomendasikan untuk digunakan pada sapi jantan muda, berisi benzoat estradiol dan trenbolone asetat mempunyai potensi setengah dari potensi Synovex –PLUS.
7. RALGRO ® - Zeranol, obat aktif di RALGRO ®, merupakan turunan kimia produk fermentasi asam resorsilik lakton, memiliki sifat estrogenik. Ralgro digunakan untuk meningkatkan laju kenaikan berat badan dan meningkatkan konservasi pakan pada pedet, penggemukan sapi dara, penggemukan sapi jantan muda, sapi disapih dan sapi menyusui. Ralgro telah diperbolehkani untuk digunakan pada sapi sapi dara termasuk untuk pembibitan nanti.
Pabrikan mengklaim bahwa Implan hormon pertumbuhan meningkatkan efisiensi produksi daging. Hal ini karena meningkatkan kualitas secara keseluruhan dan menyehatkan daging sapi dengan mengurangi jumlah lemak, sekaligus mengurangi energi, penggunaan pakan dan dampak lingkungan.
*** Penulis: drh Giyono Trisnadi – dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar